Jumat, 27 Desember 2013

Hasil Observasi Mengenai Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler Pendukung Prestasi

Riuh merdu suara itu dari kejauhan menghangatkan jiwa. Semakin mewarnai warna warninya dunia siang ini. Semakin kuhampiri rasa penasaranku untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di sini. Mengapa suasana ini begitu memabukkan hati? Tanpa mengabaikan segala rasaku, kupercepat langkahku menghampiri satu ruangan di ujung lorong itu. Kudapati di dalamnya sekitar delapan sampai sepuluh orang siswa sedang duduk melingkar dan di salah satu sisinya ada seperti seorang guru. Mereka seperti sedang membaca Al-Qur’an tetapi tanpa membacanya. Ya, mereka sedang menghafalkan Al-Qur’an. Takjub, itu yang kurasa. Mengapa? Karena usia mereka seperti masih enam sampai tujuh tahun. Namun mereka sangat fasih dalam membaca lantunan ayat-ayat suciNya.
Niatku yang memang dari awal ingin melakukan observasi di sekolah terpencil ini tiba-tiba meletup menggelora. Tadinya, aku kira sekolah ini akan sama saja dengan sekolah lainnya. Paling-paling aku hanya akan mengajukan beberapa pertanyaan pada siswa maupun guru, lalu kemudian pulang. Tapi seketika niatku berubah ketika merasakan atmosfer yang luar biasa. Sekolah ini dari luar Nampak sederhana, hanya dua lantai, dengan gedung tambahan di depannya serta ada mushala kecil dan taman bermain di depan sekolah. Serta ada lapangan multifungsi. Secara kasat mata, biasa saja. Di tambah lagi dengan lokasi yang berada di ujung kampung. Ya, suasana di sekolah ini masih sangat asri. Banyak pohon, dan jauh dari kebisingan.
Tanpa aku sadari ternyata sudah cukup lama aku berdiri bediam memperhatikan mereka yang masih syahdu dengan hafalannya. Lamunanku pun buyar ketika sang guru yang sepertinya mulai menyadari keberadaanku. Ia menghampiriku, kuperhatikan ia, dari ujung kaki sampai ujung kepala. Sangat sederhana, gamis dan kerudung panjangnya yang menjuntai serta kaus kakinya dan ditambah dengan senyum ikhlasnya yang semakin menggambarkan keanggunan guru ini. Entah mengapa aku seperti melihat, inilah sosok guru yang sesungguhnya! Dari penampilan pun dia telah member ketauladanan. Lantas saja, anak didiknya sangat menyegani dan menyayanginya. Aku tahu itu karena sedari tadi aku memperhatikan mereka. Ketika dia menghampiriku dan akku mengutarakan tujuanku ke sini, dia kemudian menyuruhku bertemu dengan wakil kepala sekolah. Pertemuanku dengan wakil kepala sekolah itu mengawali wawancaraku mengenai sekolah sederhana nan luar biasa ini.
Sekolah yang bernama Ash-Shiddiqiyyah ini berdiri sejak 14 tahun yang lalu, pendirinya sudah almarhum dan sekarang yayasan sekolah ini di urus oleh anak kandungnya. Singkat cerita, setelah berpindah tangan, sekolah ini mengalami perkembangan yang amat pesat. Mulai dari kualitas guru, fasilitas, keuangan, kurikulum, dll. Mungkin itu sedikit tentang sekolah ini karena yang ingin aku ketahui lebih banyak adalah tentang kegiatan non-akademik atau yang biasa kita sebut ekstrakurikuler.
Dari wakil kepala sekolah yang bernama Paisal Aripin ini, aku tahu bahwa sekolah ini menganut tiga acuan kurikulum, yang pertama kurikulum DIKNAS, yang kedua kurikulum DEPAG, dan yang ketiga kurikulum dari yayasan. Yang menarik bagiku adanya kurikulum yayasan ini, ternyata kurikulum inilah yang menjadi pondasi dasar atau ideology sekolah ini. Karena dari kurikulum ini, anak didik dituntut untut menjadi penghafal Al-Qur’an. Segala kegiatan non-akademik yang dilakukan di sekolah ini tidak lain masih dalam koridor sunnah rasulullah. Mungkin ada beberapa kegiatan non-akademik dalam bidang kesenian yang tidak ada pada zaman Rasulullah, namun hal itu diadakan dengan tetap memegang teguh nilai-nilai islam. Dan diselipkan unsur-unsur dakwah di dalamnya.
Ada beberapa ektrakurikuler di sekolah ini. Sesuai dengan kurikulum yayasan, sekolah ini memiliki kegiatan tahfidz Al-Qur’an yang di jadikan ekskul untuk siswa kelas 1,2, dan 3. Sedangkan untuk kelas 4,5, dan 6, kegiatan tahfidzul Qur’an ini menjadi kegiatan wajib. Selain itu, ada ekskul bela diri dan renang yang juga kita ketahui menjadi kegiatan yang rasulullah sunnahkan serta berkuda yang masih belum terlaksana namun akan secepatnya direalisasikan. Selain itu, ada ektrakulikurel dalam bidang olah raga, yaitu futsal, selain itu renang dan bela diri juga termasuk ekskul dalam bidang olang raga. Ada pula ekskul dalam bidang seni, diantaranya nasyid, marawis, seni tari tradisional, seni tari Islamic modern modification, dan seni tari saman. Ada pula ekstrakurikuler yang menunjang mata pelajaran di kelas, diantaranya Fun Math dan English Club.
Untuk ekskul tahfidz sendiri diwajibkan kepada siswa kelas 4, 5 dan 6 namun untuk kelas 1,2, dan 3 hanya diperuntukkan bagi siswa yang memiliki minat saja, agar tidak memberatkan. Karena ada beberapa orang tua yang merasa anaknya belum sanggup untuk menghafalkan Al-Qur’an di usia belia. Namun ada juga yang sangat bersemangat mendorong anaknya menghafalkan Al-Qur’an sedini mungkin. Oleh karena itu untuk kelas 1,2 dan 3 sunnah hukumnya. Namun untuk kelas 4, 5, dan 6 wajib untuk mengikuti tahfidz karena syarat lulus dari sekolah ini adalah minimal hafal juz 30. Waktu yang disediakan sekolah untuk ekskul ini adalah hari senin sampai kamis pada pukul 13.00 s.d. 14.00. Teknis pelaksanaan ekskul ini seperti halaqoh, ekskul di mualai dengan membaca hafalan yang sudah di hafalkan bersama-sama. Kemudian satu persatu siswa menyetorkan hafalan mereka kepada guru pembimbing, setelah itu ada tambahan tahsin dari guru pembimbing. Jadi siswa tidak hanya menghafal namun juga membetulkan bacaan hafalannya. Namun tentu saja disesuaikan dengan usia dan jenjang kemahiran membaca Al-Qu’an masing-masing siswa. Guru pembimbing itu sendiri adalah dewan guru di sekolah ini. Oleh karenanya, untuk menambah wawasan dewan guru, yayasan juga mengadakan pelatihan tahsin dan tahfidz secara Cuma-Cuma untuk para guru. Agar dalam mengajarkan tahsin dan tahfidz kepada anak-anak, mereka lebih matang dan mantap lagi.
Untuk ekskul renang dilaksanakan sebulan sekali, tenaga pengajar juga masih menggunakan guru mata pelajaran olah raga di sekolah ini. Ekskul bela diri dilaksanakan setiap hari sabtu, pada pukul 08.00 sampai pukul 10.00. Untuk ekskul bela diri ini tenaga pengajarnya dari luar sekolah, yang memang ahli dalam bidangnya. Sedangkan ekskul futsal dilaksanakan setiap hari jum’at pada pukul 14.00 s.d. 16.00. Tenaga pengajar ekstrakurikuler futsal ini adalah guru mata pelajaran olah raga.
Untuk ekstrakurikuler bidang seni, tenaga pengajar mayoritas dari luar sekolah. Misalnya saja ekskul marawis, seni tari tradisional, seni tari Islamic modern modification, dan seni tari saman, sedangkan ekskul nasyid tenaga pengajarnya dari guru bidang studi yang ahli dalam bidang seni tarik suara. Ekskul nasyid dilaksanakan pada hari jum’at pukul 13.00 s.d. 15.00. Sedangkan ekskul lainnya dilaksanakan setiap hari sabtu, dimulai dari pukul 11.00 s.d. 14.00.
Ekstrakulikurel yang membantu menunjang prestasi akademik siswa, yaitu English Club dan Fun Math. Tenaga pengajar kedua ekstrakurikuler ini berasar dari luar sekolah. Ekskul English Club dilaksanakan setiap hari jum’at pada pukul 10.00 s.d. 11.00. Peserta ekskul ini dari mulai kelas 1 s.d. kelas 6. Sedangkan ekskul Fun Math dilaksanakan setiap hari Jum’at pada pukul 13.00-14.00. peserta ekskul ini dari mulai kelas 4 s.d. kelas 6. Konsep pembelajaran kedua ekstrakurikuler ini adalah learn with a fun way. Karena setiap pertemuan, setelah ada materi yang disampaikan dengan cara yang kreatif, yaitu dengan praktik langsung maupun menggunakan alat peraga yang membantu pembelajaran, sebelum ditutup selalu ada games yang mendidik atau menonton film berbahasa dan bersubtitle inggris, untuk English club. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa jenuh namun tetap bisa menangkap materi yang disampaikan dan juga mempraktikkannya secara langsung.
Serentetan kegiatan yang telah dijabarkan tadi bagiku adalah luar biasa. Karena semua kegiatan itu saling menunjang keaktifan siswa, sesuai dengan teori John Dewey. Siswa di beri kebebasan berkreasi sesuai dengan passionnya masing-masing. Namun tentu saja semua kegaiatn tersebut masih sangat kental dengan unsur-unsur religi. Mungkin hal ini disebabkan oleh latar belakang sekolah islam terpadu ini yang mengedepankan syari’at-syari’at islam. Namun memang ada beberapa kekurangan yang tampak mencolok, seperti fasilitas yang di miliki sekolah untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler berupa lapangan, lab, alat kesenian, dll. Kekurangan ini mungkin juga disebabkan oleh minimnya anggaran yang dimiliki oleh sekolah. Memang terlihat jelas keprihatinan ini dari fasilitas sekolah yang ada. Karena mayoritas siswa di sekolah ini adalah orang-orang yang kurang mampu dalam bidang ekonomi, sehingga sekolah tidak bisa menuntut banyak dari para orang tua siswa. Saya jadi teringat sebuah pribahasa “what we gift is what we take”.

Problem lainnya adalah kurangnya tenaga pengajar yang kompeten dalam bidangnya. Di sekolah ini, satu orang guru bisa mengajar dua sampai tiga ekskul dan menurut saya hal ini bida mengurangi kualitas pengajaran ataupun pelatihan tiap-tiap ekstrakurikuler. Namun sekali lagi, yang mengjadi penyebab hal ini terjadi adalah kurangnya biaya. Karena dengan menggunakan guru internal akan lebih meminimalisir keluarnya dana. Namun memang cukup diacungi jempol, dengan keadaan kas sekolah yang cukup minim, sekolah ini masih menyediakan beragam kegiatan yang menunjang prestasi dan ke aktifan anak. Dan sejauh ini, dari alumni yang telah lulus, pembelajaran yang paling melekat menurut mereka adalah ketika di dalam ekstrakurikuler karena mereka tidak terikat oleh formalitas dan bebas mengekspresikan passion mereka.

Created By :
Sumayyah Afifah
1A PBSI
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta








0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini
 

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger