Ekstrakurikuler Pendukung Prestasi
Riuh merdu suara itu dari kejauhan menghangatkan jiwa.
Semakin mewarnai warna warninya dunia siang ini. Semakin kuhampiri rasa
penasaranku untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di sini. Mengapa suasana
ini begitu memabukkan hati? Tanpa mengabaikan segala rasaku, kupercepat
langkahku menghampiri satu ruangan di ujung lorong itu. Kudapati di dalamnya
sekitar delapan sampai sepuluh orang siswa sedang duduk melingkar dan di salah
satu sisinya ada seperti seorang guru. Mereka seperti sedang membaca Al-Qur’an
tetapi tanpa membacanya. Ya, mereka sedang menghafalkan Al-Qur’an. Takjub, itu
yang kurasa. Mengapa? Karena usia mereka seperti masih enam sampai tujuh tahun.
Namun mereka sangat fasih dalam membaca lantunan ayat-ayat suciNya.
Niatku yang memang dari awal ingin melakukan observasi
di sekolah terpencil ini tiba-tiba meletup menggelora. Tadinya, aku kira
sekolah ini akan sama saja dengan sekolah lainnya. Paling-paling aku hanya akan
mengajukan beberapa pertanyaan pada siswa maupun guru, lalu kemudian pulang.
Tapi seketika niatku berubah ketika merasakan atmosfer yang luar biasa. Sekolah
ini dari luar Nampak sederhana, hanya dua lantai, dengan gedung tambahan di
depannya serta ada mushala kecil dan taman bermain di depan sekolah. Serta ada
lapangan multifungsi. Secara kasat mata, biasa saja. Di tambah lagi dengan
lokasi yang berada di ujung kampung. Ya, suasana di sekolah ini masih sangat
asri. Banyak pohon, dan jauh dari kebisingan.
Tanpa aku sadari ternyata sudah cukup lama aku berdiri
bediam memperhatikan mereka yang masih syahdu dengan hafalannya. Lamunanku pun
buyar ketika sang guru yang sepertinya mulai menyadari keberadaanku. Ia
menghampiriku, kuperhatikan ia, dari ujung kaki sampai ujung kepala. Sangat
sederhana, gamis dan kerudung panjangnya yang menjuntai serta kaus kakinya dan
ditambah dengan senyum ikhlasnya yang semakin menggambarkan keanggunan guru
ini. Entah mengapa aku seperti melihat, inilah sosok guru yang sesungguhnya!
Dari penampilan pun dia telah member ketauladanan. Lantas saja, anak didiknya
sangat menyegani dan menyayanginya. Aku tahu itu karena sedari tadi aku
memperhatikan mereka. Ketika dia menghampiriku dan akku mengutarakan tujuanku
ke sini, dia kemudian menyuruhku bertemu dengan wakil kepala sekolah. Pertemuanku
dengan wakil kepala sekolah itu mengawali wawancaraku mengenai sekolah
sederhana nan luar biasa ini.
Sekolah yang bernama Ash-Shiddiqiyyah ini berdiri
sejak 14 tahun yang lalu, pendirinya sudah almarhum dan sekarang yayasan
sekolah ini di urus oleh anak kandungnya. Singkat cerita, setelah berpindah
tangan, sekolah ini mengalami perkembangan yang amat pesat. Mulai dari kualitas
guru, fasilitas, keuangan, kurikulum, dll. Mungkin itu sedikit tentang sekolah
ini karena yang ingin aku ketahui lebih banyak adalah tentang kegiatan
non-akademik atau yang biasa kita sebut ekstrakurikuler.
Dari wakil kepala sekolah yang bernama Paisal Aripin ini,
aku tahu bahwa sekolah ini menganut tiga acuan kurikulum, yang pertama
kurikulum DIKNAS, yang kedua kurikulum DEPAG, dan yang ketiga kurikulum dari
yayasan. Yang menarik bagiku adanya kurikulum yayasan ini, ternyata kurikulum
inilah yang menjadi pondasi dasar atau ideology sekolah ini. Karena dari
kurikulum ini, anak didik dituntut untut menjadi penghafal Al-Qur’an. Segala
kegiatan non-akademik yang dilakukan di sekolah ini tidak lain masih dalam
koridor sunnah rasulullah. Mungkin ada beberapa kegiatan non-akademik dalam
bidang kesenian yang tidak ada pada zaman Rasulullah, namun hal itu diadakan
dengan tetap memegang teguh nilai-nilai islam. Dan diselipkan unsur-unsur
dakwah di dalamnya.
Ada beberapa ektrakurikuler di sekolah ini. Sesuai
dengan kurikulum yayasan, sekolah ini memiliki kegiatan tahfidz Al-Qur’an yang
di jadikan ekskul untuk siswa kelas 1,2, dan 3. Sedangkan untuk kelas 4,5, dan
6, kegiatan tahfidzul Qur’an ini menjadi kegiatan wajib. Selain itu, ada ekskul
bela diri dan renang yang juga kita ketahui menjadi kegiatan yang rasulullah
sunnahkan serta berkuda yang masih belum terlaksana namun akan secepatnya
direalisasikan. Selain itu, ada ektrakulikurel dalam bidang olah raga, yaitu
futsal, selain itu renang dan bela diri juga termasuk ekskul dalam bidang olang
raga. Ada pula ekskul dalam bidang seni, diantaranya nasyid, marawis, seni tari
tradisional, seni tari Islamic modern modification, dan seni tari saman. Ada
pula ekstrakurikuler yang menunjang mata pelajaran di kelas, diantaranya Fun
Math dan English Club.
Untuk ekskul tahfidz sendiri diwajibkan kepada siswa
kelas 4, 5 dan 6 namun untuk kelas 1,2, dan 3 hanya diperuntukkan bagi siswa
yang memiliki minat saja, agar tidak memberatkan. Karena ada beberapa orang tua
yang merasa anaknya belum sanggup untuk menghafalkan Al-Qur’an di usia belia.
Namun ada juga yang sangat bersemangat mendorong anaknya menghafalkan Al-Qur’an
sedini mungkin. Oleh karena itu untuk kelas 1,2 dan 3 sunnah hukumnya. Namun
untuk kelas 4, 5, dan 6 wajib untuk mengikuti tahfidz karena syarat lulus dari
sekolah ini adalah minimal hafal juz 30. Waktu yang disediakan sekolah untuk ekskul
ini adalah hari senin sampai kamis pada pukul 13.00 s.d. 14.00. Teknis
pelaksanaan ekskul ini seperti halaqoh, ekskul di mualai dengan membaca hafalan
yang sudah di hafalkan bersama-sama. Kemudian satu persatu siswa menyetorkan
hafalan mereka kepada guru pembimbing, setelah itu ada tambahan tahsin dari
guru pembimbing. Jadi siswa tidak hanya menghafal namun juga membetulkan bacaan
hafalannya. Namun tentu saja disesuaikan dengan usia dan jenjang kemahiran
membaca Al-Qu’an masing-masing siswa. Guru pembimbing itu sendiri adalah dewan
guru di sekolah ini. Oleh karenanya, untuk menambah wawasan dewan guru, yayasan
juga mengadakan pelatihan tahsin dan tahfidz secara Cuma-Cuma untuk para guru.
Agar dalam mengajarkan tahsin dan tahfidz kepada anak-anak, mereka lebih matang
dan mantap lagi.
Untuk ekskul renang dilaksanakan sebulan sekali,
tenaga pengajar juga masih menggunakan guru mata pelajaran olah raga di sekolah
ini. Ekskul bela diri dilaksanakan setiap hari sabtu, pada pukul 08.00 sampai
pukul 10.00. Untuk ekskul bela diri ini tenaga pengajarnya dari luar sekolah,
yang memang ahli dalam bidangnya. Sedangkan ekskul futsal dilaksanakan setiap
hari jum’at pada pukul 14.00 s.d. 16.00. Tenaga pengajar ekstrakurikuler futsal
ini adalah guru mata pelajaran olah raga.
Untuk ekstrakurikuler bidang seni, tenaga pengajar
mayoritas dari luar sekolah. Misalnya saja ekskul marawis, seni tari
tradisional, seni tari Islamic modern modification, dan seni tari saman,
sedangkan ekskul nasyid tenaga pengajarnya dari guru bidang studi yang ahli
dalam bidang seni tarik suara. Ekskul nasyid dilaksanakan pada hari jum’at
pukul 13.00 s.d. 15.00. Sedangkan ekskul lainnya dilaksanakan setiap hari
sabtu, dimulai dari pukul 11.00 s.d. 14.00.
Ekstrakulikurel yang membantu menunjang prestasi
akademik siswa, yaitu English Club dan Fun Math. Tenaga pengajar kedua
ekstrakurikuler ini berasar dari luar sekolah. Ekskul English Club dilaksanakan
setiap hari jum’at pada pukul 10.00 s.d. 11.00. Peserta ekskul ini dari mulai
kelas 1 s.d. kelas 6. Sedangkan ekskul Fun Math dilaksanakan setiap hari Jum’at
pada pukul 13.00-14.00. peserta ekskul ini dari mulai kelas 4 s.d. kelas 6.
Konsep pembelajaran kedua ekstrakurikuler ini adalah learn with a fun way. Karena setiap pertemuan, setelah ada materi
yang disampaikan dengan cara yang kreatif, yaitu dengan praktik langsung maupun
menggunakan alat peraga yang membantu pembelajaran, sebelum ditutup selalu ada
games yang mendidik atau menonton film berbahasa dan bersubtitle inggris, untuk
English club. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa jenuh namun tetap bisa
menangkap materi yang disampaikan dan juga mempraktikkannya secara langsung.
Serentetan kegiatan yang telah dijabarkan tadi bagiku
adalah luar biasa. Karena semua kegiatan itu saling menunjang keaktifan siswa,
sesuai dengan teori John Dewey. Siswa di beri kebebasan berkreasi sesuai dengan
passionnya masing-masing. Namun tentu saja semua kegaiatn tersebut masih sangat
kental dengan unsur-unsur religi. Mungkin hal ini disebabkan oleh latar
belakang sekolah islam terpadu ini yang mengedepankan syari’at-syari’at islam.
Namun memang ada beberapa kekurangan yang tampak mencolok, seperti fasilitas
yang di miliki sekolah untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler berupa
lapangan, lab, alat kesenian, dll. Kekurangan ini mungkin juga disebabkan oleh
minimnya anggaran yang dimiliki oleh sekolah. Memang terlihat jelas
keprihatinan ini dari fasilitas sekolah yang ada. Karena mayoritas siswa di
sekolah ini adalah orang-orang yang kurang mampu dalam bidang ekonomi, sehingga
sekolah tidak bisa menuntut banyak dari para orang tua siswa. Saya jadi
teringat sebuah pribahasa “what we gift is what we take”.
Problem lainnya adalah kurangnya tenaga pengajar yang
kompeten dalam bidangnya. Di sekolah ini, satu orang guru bisa mengajar dua
sampai tiga ekskul dan menurut saya hal ini bida mengurangi kualitas pengajaran
ataupun pelatihan tiap-tiap ekstrakurikuler. Namun sekali lagi, yang mengjadi
penyebab hal ini terjadi adalah kurangnya biaya. Karena dengan menggunakan guru
internal akan lebih meminimalisir keluarnya dana. Namun memang cukup diacungi
jempol, dengan keadaan kas sekolah yang cukup minim, sekolah ini masih
menyediakan beragam kegiatan yang menunjang prestasi dan ke aktifan anak. Dan
sejauh ini, dari alumni yang telah lulus, pembelajaran yang paling melekat
menurut mereka adalah ketika di dalam ekstrakurikuler karena mereka tidak
terikat oleh formalitas dan bebas mengekspresikan passion mereka.
Created By :
Sumayyah Afifah
Created By :
Sumayyah Afifah
1A PBSI
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
0 komentar:
Posting Komentar