Kegiatan belajar mengajar menjadi sebuah kegiatan
yang paling utama di lingkungan sekolah manapun, di SDIT Ash-Shidqiyah yang
memang di sekolah ini nilai-nilai keagamaan menjadi point penting di dalam
setiap kegiatan-kegiatannya. Beruntung kali ini saya selaku pewawancara
mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai salah seorang guru yang kompeten
dibidangnya, dalam hal ini dalam bidang keagamaan.
Menurut
nara sumber, bapak Hadi Supratman. Untuk memulai kegiatan belajar mengajar di
dalam kelas seorang guru harus memahami terlebih dahulu kondisi psikologis dan
sosiolgis siswa. Kali ini yang menjadi objeknya adalah siswa SDIT
Ash-Shidqiyah, seperti yang kita ketahui bahwa kondisi siswa SD mudah dipahami
karena perubahan yang relative cepat jika ada sesuatu yang terjadi pada siswa.
Dengan memahami kondisi psikologi siswa seorang guru dapat mengatahui dengan
cara seperti apa seorang guru harus menyampaikan materi pelajaran yang ingin
disampaikan. Biasanya nara sumber menggunakan cara bermaian atau kuis ketika
kondisi dikelas sudah tidak kondusif untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.
Dengan cara seperti ini semangat dan fokus siswa akan kembali teralihkan. Nara
sumber menggunakan metode seperti ini sudah sekitar 21 than sejak beliau
berumur 19 tahun hingga sekarang.
Menurut
penuturannya, pihak yang terkait dalam melancarkan kegiatan belajar mengajar
adalah semua pihak yang berada dilingkungan sekolah, seperti siswa, rekan
pendidik, kepala yayasan serta lingkungan sekitar. Sejauh ini pencapain yang
telah dicapai beliau terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam telah dapat
dianggap sangat baik, karena terlihat dari akhlak dan kebiasaan para siswa yang
sudah dapat dibilang bagus, seperti kebiasaan shalat dhuha, bertutur kata
dengan baik, hingga hafalan Al-qur’an. Untuk pencapain yang telah maksimal
sekolah memberikan apresiasi kepada siswanya dengan diadakannya wisuda untuk
para siswa yang telah berhasil menghafal juz 30, disaksikan oleh para orang tua
murid dan para guru.
Bagi
siswa yang tertinggal dari materi pelajaran yang telah ditetapkan, nara sumber
mengatasinya dengan cara, melakukan pelatihan lebih kepada siswa tersebut.
Secara sadar kondisi siswa memanglah berbeda-beda dalam hal kemampuan.
Dibutuhkan tenaga ekstra, serta keikhlasan
yang lebih. Hal yang paling penting adalah komunikasi dengan orang tua
murid untuk berkoordinasi menganai perkembangan dan pengwasan siswa.
Created by:
Annisa Rahayu (1113013000021)
1A PBSI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar