Rabu, 25 Desember 2013

Observasi Guru di YPIT Ash-Shiddiqiyyah


          Kegiatan belajar mengajar menjadi sebuah kegiatan yang paling utama di lingkungan sekolah manapun, di SDIT Ash-Shidqiyah yang memang di sekolah ini nilai-nilai keagamaan menjadi point penting di dalam setiap kegiatan-kegiatannya. Beruntung kali ini saya selaku pewawancara mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai salah seorang guru yang kompeten dibidangnya, dalam hal ini dalam bidang keagamaan.
                Menurut nara sumber, bapak Hadi Supratman. Untuk memulai kegiatan belajar mengajar di dalam kelas seorang guru harus memahami terlebih dahulu kondisi psikologis dan sosiolgis siswa. Kali ini yang menjadi objeknya adalah siswa SDIT Ash-Shidqiyah, seperti yang kita ketahui bahwa kondisi siswa SD mudah dipahami karena perubahan yang relative cepat jika ada sesuatu yang terjadi pada siswa. Dengan memahami kondisi psikologi siswa seorang guru dapat mengatahui dengan cara seperti apa seorang guru harus menyampaikan materi pelajaran yang ingin disampaikan. Biasanya nara sumber menggunakan cara bermaian atau kuis ketika kondisi dikelas sudah tidak kondusif untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan cara seperti ini semangat dan fokus siswa akan kembali teralihkan. Nara sumber menggunakan metode seperti ini sudah sekitar 21 than sejak beliau berumur 19 tahun hingga sekarang.
            Menurut penuturannya, pihak yang terkait dalam melancarkan kegiatan belajar mengajar adalah semua pihak yang berada dilingkungan sekolah, seperti siswa, rekan pendidik, kepala yayasan serta lingkungan sekitar. Sejauh ini pencapain yang telah dicapai beliau terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam telah dapat dianggap sangat baik, karena terlihat dari akhlak dan kebiasaan para siswa yang sudah dapat dibilang bagus, seperti kebiasaan shalat dhuha, bertutur kata dengan baik, hingga hafalan Al-qur’an. Untuk pencapain yang telah maksimal sekolah memberikan apresiasi kepada siswanya dengan diadakannya wisuda untuk para siswa yang telah berhasil menghafal juz 30, disaksikan oleh para orang tua murid dan para guru.
            Bagi siswa yang tertinggal dari materi pelajaran yang telah ditetapkan, nara sumber mengatasinya dengan cara, melakukan pelatihan lebih kepada siswa tersebut. Secara sadar kondisi siswa memanglah berbeda-beda dalam hal kemampuan. Dibutuhkan tenaga ekstra, serta keikhlasan  yang lebih. Hal yang paling penting adalah komunikasi dengan orang tua murid untuk berkoordinasi menganai perkembangan dan pengwasan siswa. 

Created by: 
Annisa Rahayu (1113013000021)
1A PBSI 
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta






0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini
 

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger